Lindaleenk -Little Part of My Life

Cukup lama saya tertegun dengan apa yang sedang dipijak. Akhirnya saya berhasil menjejakkan sepatu boot ke atas salju! Saya tidak ingat kenapa tiba-tiba kami mengambil liburan impulsif di awal tahun ini ke Jepang, tepat saat salju memenuhi hampir seluruh wilayah di Jepang. Waktu terbaik untuk berlibur ke Hokkaido adalah ketika summer atau winter. Masing-masing baik summer maupun winter punya lokasi favorit tersendiri bagi para pelancong.

Cuaca hari itu tidak terlalu dingin, untunglah karena sepertinya pasangan saya sudah menyiapkan itinerary cukup panjang untuk perjalanan kami kali ini. Brosur wisata yang saya pegang juga menunjukkan banyak hal yang bisa dilakukan di sini, mulai dari wisata budaya, alam maupun kuliner. Hari ini saya lebih memilih untuk menjelajah Sapporo ibukota prefektur Hokkaido yang juga merupakan kota terbesar di Jepang sekalian ingin melihat Sapporo Snow Festival (Yuki Matsuri). Festival Musim Dingin Sapporo ada di tiga tempat, yaitu Odori Site, Susukino Site dan Tsu Dome Site.

Transportasi untuk mencapai Odori Park dapat menggunakan kereta, pilih jalur kereta Nanboku, Tozai atau Toho subway yang menuju ke stasiun Odori. Taman tersebut ada disepanjang area stasiun. Kami yang tidak terbiasa dengan cuaca winter merasa super kedinginnan untuk berjalan menuju stasiun subway, akhirnya memilih lewat jalur bawah tanah. Sapporo Ekimae dori underground walkway merupakan jalur bawah tanah yang menghubungkan stasiun Sapporo dan stasiun Odori yang melalui jalur Nanboku. Di jalur bawah tanah ini dipenuhi dengan banyak pertokoan yang menjual souvenir, kami sempatkan berbelanja secukupnya mengingat masih banyak tempat yang akan dikunjungi. Odori Park ada di sebelah stasiun Odori, cukup dengan berjalan 10 menit saja dari JR Sapporo Station. 

Punya kulit yang bermasalah dengan 'sebum'? Yak kamu tidak sendirian. Salah satu masalah di kulit saya adalah komedo, baik yang white head/ black head. Biasanya dengan rajin facial, harusnya komedo akan tersamarkan di wajah. Belum benar-benar hilang, karena tetap harus ke salon untuk membersihkannya dan saya cukup malas buat kesana.

Etude House Zero Sebum White Clear

Kali ini saya tertarik ingin mencoba salah satu rangkaian 'Zero Sebum' dari Etude House. Ada beberapa item dari serian Zero Sebum, namun yang akan saya bahas hanya White Sebum Clear-nya saja. Etude House Zero Sebum White Sebum Clear diklaim dapat membantu melunakkan kotoran di wajah, sehingga mudah dibersihkan. Tampilan packagingnya cukup cute, tabungnya terbuat dari plastik dengan pumps untuk mengeluarkan isinya.

Anjurannya ini untuk pemakaian tiap hari, sehingga kotoran yang ada di wajah dapat terangkat semua. Setelah satu minggu pemakaian terlihat bagian hidung yang biasanya banyak bintik-bintik komedo jadi lebih bersih. Begitu pula dengan komedo di pipi dan dagu, jadi berkurang. Bahkan saya coba pakaian ke suami, keluar semua komedo yang bentuknya sudah seperti jerawat batu itu. Jangan lupa setelah bersih imbangi dengan pemakaian masker juga supaya pori-pori yang sudah terbuka dan bersih, bisa sedikit mengecil. hahaha I love this product. Btw akan lebih baik lagi bila pemakaiannya barengan dengan Zero Sebum All Day Matte Gel dan Zero Sebum Dying Powder.

Setelah pemakaian 1 minggu, maafkan bentol-bentol jerawat yang ikut mejeng

Etude House Zero Sebum White Sebum Clear (15ml) harga retailnya sekitar Rp. 196.000, bisa dibeli disemua outlet Etude House. Tertarik untuk mencoba? ;)

Kemarin entah siapa yang memulai di timeline ada yang share blogpost tentang 'penyakit blogger bernama FoMO'. Ketika dibaca sekilas sudah jelas bakal banyak yang merasa tersindir, dan akan muncul pro dan kontra.

Saya sendiri setelah membaca blogpost tersebut, menanggapinya sebagai bahan introspeksi ke diri  sendiri. Apakah saya sering melakukan postingan yang 'bernada pamer' ke social media? Karena terkadang sharing dan pamer sombong beda tipis jaraknya. Kemudian apakah saya juga pernah merasa iri, dengki, sebal ketika melhat teman lebih sering mengikuti acara yang terlihat seru dan menyenangkan ketimbang diri sendiri. Hal-hal sepele ketika di dunia nyata malah menjadi tidak sepele di dunia maya. Mungkin karena batasan hal yang bisa/boleh disharing dan disimpan sendiri masih terlalu semu.

Masing-masing orang punya pendapat sendiri, mana yang menurut mereka boleh dan tidak disharing. Seberapa jenuhnya kita dengan perdebatan soal boleh tidaknya  sharing foto anak dengan alasan keamanan/ privasi? Toh banyak juga teman-teman di sekitar saya yang melakukan. Sebanyak itu pula orang yang menentangnya. Saya paham yang melakukan sharing itu pasti lagi bahagia-bahagianya punya anak. Kayak saya dulu pas Freddie masih hidup, post foto kucing tiap hari. Lalu bagi yang melarang, juga melihat dampak buruk dari penyalahgunaan foto dan informasi anak di sosial media. Ya, kembali lagi ini soal pilihan masing-masing, karena setiap orang punya pertimbangan sendiri. Yang kita butuhkan adalah tidak melakukan judgement bahwa pemahaman kita/ apa yang kita lakukan adalah yang paling benar.

Cuma kalau tiba-tiba ada yang menyindir (nyinyir) harus bagaimana? Jengkel? Membalas dan mencari dukungan? Silakan, itu pilihan masing-masing individu. Saya memang cuma manusia biasa, dan  ketika dikritik tidak akan selalu menerimanya dengan baik. Tergantung. Ya, tergantung mood hari itu. Mungkin saya bisa balas marah, tidak terima, dan balas nyinyir karena hari itu saya sedang PMS, atau ya tadi, karena memang saya hanya seorang manusia biasa. :)

Lalu apakah saya mengidap FoMo? Mungkin iya, mungkin tidak. Relatif. Yang terpenting bagi saya, bergerak menjadi manusia yang lebih baik. Dan mengingatkan diri sendiri, sayalah yang memegang kendali dan filter atas hal-hal yang bisa dibagikan ke dunia maya dan tidak. Belajar untuk mengendalikan emosi, bikin muka jadi tidak cepat tua juga lhoh. Betul kan?

Laut biru di Maafushi Island Maldives

Pada awalnya ada dua pulau yang ingin kami kunjungi Maafushi dan Gulhi, tapi pada akhirnya kami memilih pulau Maafushi. Maldives adalah sebuah negara yang benar-benar dibangun di sekitar bisnis perhotelan. Sekitar 90 menit dari Male bila naik kapal ferry, pulau Maafushi terletak di Atol Male Selatan. Pulau ini relatif besar dibandingkan dengan pulau-pulau lain, di atol yang sama, namun juga menderita erosi pada pantai utaranya (karena tsunami).

Beberapa orang mengatakan bahwa Maafushi adalah salah satu pulau terbaik, mungkin karena memiliki konsentrasi terbesar hotel dan wisatawannya. Memang Maafushi lebih besar dan lebih ramai (sekitar 44 hotel / wisma) dari Gulhi, tapi kedua pulau tersebut jaraknya cukup dekat dan memiliki rute feri yang sama dari Male.

Blue ocean at Maafushi Island Maldives

At first there's two islands that we want to visit Maafushi and Gulhi, but at the end we choose Maafushi island. Maldivian is a country that literally built around hospitality business. About around 90 minutes away from Male by ferry boat, Maafushi islands is located in the South Male Atoll. The island is relatively large compared to other islands, in the same atoll, but its also suffer from erosion on the northern shoreline (by tsunami).

Some people said that Maafushi  is one of the best islands for social butterflies, maybe because it has the largest concentration of guesthouse and travellers in the country. Yes Maafushi is bigger and more crowded (around 44 hotels/guesthouse) than Gulhi, but it's still close and has same ferry route from Male.

We see more foreign faces than local ones in both islands. Competition among hostel owners might be a bit fierce, what they provides to the travellers is almost same but remember you get what you pay for (in a good way). From affordable room rates (USD 40-150), dive trips, spa treatments and excursions. The first guest house in Maafushi that has granted lisence to operate is WhiteShell Beach Inn, the Island Cottage, Summer Villa Guesthouse, Kaani Beach Hotel, Fazza In, Maafushi Inn and Holiday Lodge. They provide a comfy rooms packed with amenities, air conditioning, wifi, satellite television and hot showers. 

We met white sandy beach on the north east corner the island. Anyway alcohol is unavailable in the island but you can order it at five minutes boat trip to nearby floating bar. You might not believe but this islands provide a floating bar at the sea, I forgot how much to pay to get there. (You can see the ship at picture below)

The place we got our canddlelight dinner

There are several options for dinner and other meals, many restaurant scattered through the island. You can join the activities night fishing if you like, either your guesthouse or local group can arrange for fishing trip, complete with equipment, guides and even meals.

I can't dive but I saw tourist that can dive, should try to join with the proffesional-but-fun team at Maafushi Dive Centre to see if you can combine dive trips with lodgings. You can also check out the independent Maldives travel specialist around the islands (you'll find it when you got there). We can surround Maafushi island by walk, it just spent about 2hours for complete sight seeing. We saw local school, Maafushi Prison, Maafuchi Council, souvenir shop, home residents and etc.

Neighbourhood

Are you ready to book your vacation trip to Maafushi island? Dont forget to pack your sunscreen and summer dresses, also remember about local laws prohibit bikinis and swimwear that are too revealing at local island.

White sandy beach

Ps : You can use this to translate this blogpost

My other blogpost about Maldives are here.

Seems the sun loving my husband so much