daily,
Apakah Saya Mengidap FoMo?
Merasa punya hater? |
Kemarin entah siapa yang memulai di timeline ada yang share blogpost tentang 'penyakit blogger bernama FoMO'. Ketika dibaca sekilas sudah jelas bakal banyak yang merasa tersindir, dan akan muncul pro dan kontra.
Saya sendiri setelah membaca blogpost tersebut, menanggapinya sebagai bahan introspeksi ke diri sendiri. Apakah saya sering melakukan postingan yang 'bernada pamer' ke social media? Karena terkadang sharing dan pamer sombong beda tipis jaraknya. Kemudian apakah saya juga pernah merasa iri, dengki, sebal ketika melhat teman lebih sering mengikuti acara yang terlihat seru dan menyenangkan ketimbang diri sendiri. Hal-hal sepele ketika di dunia nyata malah menjadi tidak sepele di dunia maya. Mungkin karena batasan hal yang bisa/boleh disharing dan disimpan sendiri masih terlalu semu.
source |
Masing-masing orang punya pendapat sendiri, mana yang menurut mereka boleh dan tidak disharing. Seberapa jenuhnya kita dengan perdebatan soal boleh tidaknya sharing foto anak dengan alasan keamanan/ privasi? Toh banyak juga teman-teman di sekitar saya yang melakukan. Sebanyak itu pula orang yang menentangnya. Saya paham yang melakukan sharing itu pasti lagi bahagia-bahagianya punya anak. Kayak saya dulu pas Freddie masih hidup, post foto kucing tiap hari. Lalu bagi yang melarang, juga melihat dampak buruk dari penyalahgunaan foto dan informasi anak di sosial media. Ya, kembali lagi ini soal pilihan masing-masing, karena setiap orang punya pertimbangan sendiri. Yang kita butuhkan adalah tidak melakukan judgement bahwa pemahaman kita/ apa yang kita lakukan adalah yang paling benar.
Cuma kalau tiba-tiba ada yang menyindir (nyinyir) harus bagaimana? Jengkel? Membalas dan mencari dukungan? Silakan, itu pilihan masing-masing individu. Saya memang cuma manusia biasa, dan ketika dikritik tidak akan selalu menerimanya dengan baik. Tergantung. Ya, tergantung mood hari itu. Mungkin saya bisa balas marah, tidak terima, dan balas nyinyir karena hari itu saya sedang PMS, atau ya tadi, karena memang saya hanya seorang manusia biasa. :)
Cuma kalau tiba-tiba ada yang menyindir (nyinyir) harus bagaimana? Jengkel? Membalas dan mencari dukungan? Silakan, itu pilihan masing-masing individu. Saya memang cuma manusia biasa, dan ketika dikritik tidak akan selalu menerimanya dengan baik. Tergantung. Ya, tergantung mood hari itu. Mungkin saya bisa balas marah, tidak terima, dan balas nyinyir karena hari itu saya sedang PMS, atau ya tadi, karena memang saya hanya seorang manusia biasa. :)
I am a growing person |
Lalu apakah saya mengidap FoMo? Mungkin iya, mungkin tidak. Relatif. Yang terpenting bagi saya, bergerak menjadi manusia yang lebih baik. Dan mengingatkan diri sendiri, sayalah yang memegang kendali dan filter atas hal-hal yang bisa dibagikan ke dunia maya dan tidak. Belajar untuk mengendalikan emosi, bikin muka jadi tidak cepat tua juga lhoh. Betul kan?
Ini toh yang lagi rame itu. Beda orang beda penilaian, Cih. Buat yang kenal dekat pasti santai aja. Biasa yang komentar miring karena dia nggak kenal dekat (?)
ReplyDeleteKomentar miring temen dekat juga bisa aja kok, cuman ya manusia itu pada dasarnya memang doyan bergosip.
DeleteTinggal gimana kitanya aja sih, mau ditelen mentah-mentah ngamuk, apa mau dijadikan bahan buat berkaca ke diri sendiri.
duh klise bahasaku :))
aku gak munafik pernah posting tentang beberapa kesuksesan yg aku raih di socmed. kaya finish event lari dan dapat medali, atau menang lomba blog.. tapi aku pribadi sih merasanya itu bukan pamer yah.. lebih ke dokumentasi pribadi aja, siapa tahu kalo keluar beberapa tahun ke depan pake timehoop bakal jadi sesuatu yang indah buat dikenang.
ReplyDeleteSetujuuuu
DeleteDi mana-mana bahas fomo :D
ReplyDeletelagi ngetrend istilah ini...
ReplyDelete